Membandingkan
ideologi & NDP dalam ranah ke-PMII-an
Manusia pada hakikatnya yang nyata adalah makhluk sosial. Semenjak lahir sampai
matipun keberadaanya saling membutuhkan antara satu dan yang lainnya. Dalam
kehidupannya banyak cara dilakukan untuk mengukuhkan keberadaanya sebagai
makhluk sosial (bersosialisasi), salah satunya adalah dengan cara
berorganisasi. Dalam kesehariannya (bersosialisasi dan berorganisasi) tentunya
dibutuhkan landasan berpijak/berfikir atau yang biasa disebut keberadaannya
sebagai ideologi, guna melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan dan sebagai
dasar dari setiap pemikiran, arah gerakan, juga sebagai landasan tentang
kebenaran.
Ideologi dikumandangkan pertama kali oleh Antoine Destutt de Tracy (seorang
revolusioner Perancis (1754-1836)). Beliau melihat bahwa ketika revolusi
berlangsung, banyak ide atau pemikiran telah menginspirasi ribuan orang untuk
menguji kekuatan ide-ide tersebut dalam kancah pertarungan politik dan mereka
mau mengorbankan hidup demi ide-ide yang diyakini tersebut (bahkan sampai
sekarang). Latar belakang inilah yang mendorong de Tracy (dan saya sekarang)
untuk mengkaji tentang ideologi. Terlebih perdebatan tentang ideologi masih
memiliki ruangnya sendiri (dalam PMII atau institusi lainnya) tentang
keberadaanya yang masih menuai kritik dan evaluasi terhadapnya.
Ideologi secara etimologis (dalam pengertian kalangan santri disebut definisi
lugothan (definisi secara bahasa)) berasal dari kata idea (ide/gagasan) dan
ology/logos (ilmu). Namun, definisi lugothan ini tidak dapat dijadikan pijakan
untuk memahami ideologi lebih mendalam. Oleh karena itu bila ada definisi
secara lugothan/bahasa (dikalangan santri) ada pengertian secara istilahan
(definisi secara lebih mendalam dan terarah). Secara istilahan ideologi
didefinisikan sebagai kumpulan ide/gagasan/aqidah aqliyyah (akidah (keyakinan
yang mendasar) yang sampai melalui proses berfikir) yang melahirkan
aturan-aturan dalam kehidupan. Oleh sebab itu ideologi juga dianggap sebagai
landasan kebenaran yang fundamental (mendasar). Dan karenanya pula tidak
terlalu salah juga bila ideologi disebut sebagai sumber kebenaran dan
keberadaannya adalah sebagai ruh dari operasi praktis kehidupan (organisasi).
Peranan ideologi adalah sebagai wadah/tempat bagi kebenaran atau bahkan sebagai
sumber kebenaran itu sendiri yang disatu sisi dinilai sebagai pencerah umat, akan
tetapi disisi lain juga dijadikan sebagai alat hegemoni (pengunggul) umat.
Ideologi juga kadang menjadi tameng pembenaran umat/golongan tertentu atau
bahkan individu-individu yang berkepentingan, dan digunakan untuk tujuan-tujuan
yang tidak selayaknya. Karena dalam prosesnya kemudian ideologi ada tidak bebas
dari kepentingan prinsip peng-ada-an. Suatu materi diciptakan/diadakan
(contohnya organisasi) pasti punya maksud dan tujuan. Ironisnya
kepentingan/tujuan yang pada awalnya untuk kebaikan sesama tanpa adanya
pengistimewaan/pengklarifikasian kemudian berubah menjadi milik segolongan
tertentu. Dalam organisasi ideologi lebih diperankan sebagai identitas dari
organisasi tersebut dan di biasanya gunakan sebagai pendoktrin untuk membentuk
paradigma keorganisasian.*
Karena alasan-alasan seperti yang tersebut diatas itulah keberadaan ideologi
dalam organisasi sangat dibutuhkan sebagai identitas dan landasan berfikir yang
sangat fundamental dalam setiap gerakan juga menjadi kerangka yang sistematis
agar keberadaa organisasi tidak melenceng dari konsep dan tujuan awal
pendiriannya.
Dibawa kedalam ranah PMII, ideologi PMII atau yang biasa di sebut sebagai
identitas PMII yang digali dari sumber-sumbernya yaitu ke-Islam-an dan
ke-Indonesia-an dalam pemahaman ke-ASWAJA-an, telah tersublimasi keberadaannya
menjadi rumusan materi yang terkandung dalam NDP PMII (Nilai Dasar Pergerakan
PMII), semacam Qonun azasi di-PMII atau itu yang di sebut ideologi. ASWAJA
sendiri yang pada awal pendirian PMII ingin di perankan sebagai ideologi
di-PMII, kini peranannya lebih difokuskan sebagai manhaj al-Fiqr (landasan
pemikiran semata/sebagai pengontrol arah pergerakan) dan manhaj at-Taghayyur
al-Ijtima’i (perubahan sosial).
Tapi, sebagaimana yang kita tahu/dengar dikalangan warga pergerakan PMII
sendiri bahwa NDP PMII tidak dapat dikatakan sebagai ideologi PMII karena telah
mengalami pemahaman yang berbeda, meluas, mendalam, juga terumuskan secara rapi
dan tersusun. Karena rumusan NDP PMII (seperti yang tersebut diatas) adalah
sublimasi dari ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an yang berhaluan Ahlussunnah
wal-Jama’ah, yang berisikan tentang ke-Tauhid-an, pengyakinan kita terhadap
Tuhan yang maha esa. Dan bentuk pengyakinan itu terletak pada pola
relasi/hubungan antara komponen-komponen yang ada di-alam dengan Tuhan. Pola
relasi itu yang menjadi rumusan dasar dalam NDP PMII dan di bagi kedalam 4
bagian yakni :
1-Ke-Tauhid-an ;
2-Hubungan antara manusia dengan Tuhan ;
3-Hubungan antara manusia dengan manusia ; dan
4-Hubungan antara manusia dengan alam.
Juga keberadaannya sebagai penyelaras antara vertical line (rumusan ke-1 dan
ke-2) juga horizontal line (rumusan ke-3 dan ke-4). Dengan begitu kita tahu
bahwa ideologi tidak dapat disamakan keberadaannya dengan NDP PMII, karena
selain telah mengalami perbedaan pemahaman yang meluas juga mendalam tentang
keberadaanya. NDP PMII sendiri juga sudah berbeda serta lebih tinggi (karena di
dalamnya sudah tertanam peranan ideologi) dan terarah kedudukan serta fungsinya
dari pada ideologi. Ideologi yang kedudukannya sebagai ccc identitas organisasi
dan berfungsi sebagai landasan berfikir serta berpijak untuk suatu tujuan yang
idealist. Sedangkan NDP PMII berkedudukan sebagai :
a) sumber kekuatan ideal moral dari aktifis pergerakan ; dan
b) pusat argumentasi dan pengikat kebenaran dari kebebasan berfikir, berucap,
dan bertindak dalam aktifitas pergerakan.
Dan juga berfungsi sebagai :
a) kerangka refleksi (landasan dalam berfikir) ;
b) kerangka aksi (landasan berpijak) ;
c) kerangka idelogis (sumber motivasi).**
Akhirnya, karena alasan-alasan diatas itulah kalangan warga pergerakan tidak
meg-iya-kan bila NDP PMII di sebut sebagai ideologi.
Dan setelah kita memahami sedikit tulisan saya tentang pemahaman ideologi dan
bagaimana cara PMII memandang dan menempatkannya, juga memahami sekilas tentang
dasar rumusan NDP PMII, barulah kita dapat sedikit tahu apa dan kemana
arah/tujuan pergerakan serta keberadaan kita sebagai kader di-PMII.
AKHIRNYA SAYA UCAPKAN TERIMAH KASIH
SALAM PERGERAKAN…!
Tangan terkepal dan maju kemuka…!!!
0 komentar:
Posting Komentar