SEMUT
Pernahkah
kita menyadari bahwa hidup kita selalu berdampingan dengan kehidupan-kehidupan
yang lain? Yah...hidup ini memang tidak pernah lepas dengan yang namanya
“Interaksi Sosial”. Interaksi Sosial merupakan proses setiap individu menjalin
kontak dan berkomunikasi dan saling memengaruhi dalam pikiran maupun tindakan.
Kontak sosial dan komunikasi, dua hal tersebut tidak bisa dipisahkan ketika
kita sedang melakukan interaksi sosial. Interaksi sosial sebagai pondasi dengan
didasarkan pada norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan dalam
masyarakat. Jika tidak adanya kesadaran diri masing-masing individu maka proses
sosial dikatakan tidak berjalan dengan baik.
Pernahkah
kita membayangkan bagaimana kehidupan
seekor semut? Iya semut, serangga kecil yang biasa kita temui di sekeliling
kita. Pernah melihat semut-semut sedang berada dalam satu barisan? Kita bisa
melihat semut-semut tersebut tidak akan mendahului satu sama lain dan jika ada
semut didepannya berlawanan arah maka mereka saling bertabrakan. Jika dikaitkan
dengan teori dari ’’ Immanuel Kant ’’
ahli filsafat abad modern, kejadian demikian bisa kita terapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Yakni dalam berinteraksi sosial kita harus saling respect satu sama lain. Artinya kita
harus sadar diri akan kontak sosial dan komunikasi tersebut. Respeck dalam artian tidak serta menerima dan tidak
serta menolak. Kenapa demikian ? karena akar dari pengetian kritis yang tidak
pernah kita ketahui adalah demikian.
Hari
ini kita lebih sering mendengar kata kritis seakan di konotasikan kepada meraka
yang selalu melawan, mereka yang selalu mengkritik dan mereka selalu tak terima
dengan apa yang ada, mereka langsung saja menjust bahwa itu salah, dan seperti
inilah yang benar. Tapi apakah semut pernah demikian kepada teman nya ? saya kira tidak. Karena semut juga
belajar apa itu menolak dan apa itu menerima. Dan hidup mereka pun tidak untuk
menyalahkan orang lain.
Semut juga menerapkan teori “ Karl Marx” dimana koloni semut terdiri
dari seorang pemimpin (ratu) dan pekerja. seekor semut pekerja bisa seharian
mencari makanan untuk memenuhi kebutuhannya. semut pekerja juga saling bahu
membahu membawa makanan yang ukurannya lebih besar dari mereka.
Jika
ditarik kesimpulan dari kehidupan semut, kita harus mencontoh keteladanan mereka.
Baik dari segi etos kerjanya, ketekunan dalam menghadapi rintangan, kepekaan
terhadap sekitarnya serta kebersamaan hidup dalam koloninya. Ini adalah hal
baik bukan saja bagi pengentasan kemiskinan, tetapi juga dalam relasi dan
budaya gotong royong yang mulai lenyap ditelan sikap individualis yang merambah dengan pesat.
0 komentar:
Posting Komentar